Sunday, May 30, 2010

nothing scares me more than my own future

saya meng-quotes blair waldorf dari gg:


destiny is just a stupid excuse for those who wait for things to happen instead of makin it happen.

miris waktu membacanya,
rasanya sedikit tersindir.

nothing scares me more than my own future..

saya, perempuan, 22 tahun, baru lulus kuliah, baru bekerja.
mungkin sedang masa-nya,, i don't know....

hmm....

mungkin 2-3 tahun yang lalu saya tertawa bila ada org berkata seperti ini.
dan mungkin orang yg sudah makan asam garam kehidupan, akan tertawa juga.

kenapa tidak direncanakan sejak dulu, waktu masih kuliah?
kenapa hanya berkutat pada nilai ujian?
kenapa hanya bermain bersama teman2?
tidak.
saya rasa, sesempurna apapun rencana kita, rencana kita hanyalah rencana seorang manusia.
tetap ada yang MAHA PREROGATIVE. Dan di tengah2 rencana kita itulah,
kita pasti tetap diberi pilihan2..
dan yang saya percaya, takdir itu belum ada ketika kita sendiri belum menulisnya.
tugas kita adalah menulis takdir kita berdasarkan pilihan apa yang ada di depan mata..
hidup ini memang tentang memilih bukan,
setiap hari setiap saat selalu ada pilihan pilihan yang disodorkan pada kita.
it's kinda funny when you know how things finally worked.
how cosmic works.

nah, saya sedang berada di persimpangan.
persimpangan yang membuat saya benar benar takut.
dan pada keadaan seperti ini saya menjadi ragu
sebenarnya apa yang saya inginkan,
apa yang ingin saya raih..
i think it's gonna be so much easier when we have no other choice.
lalu seorang teman mengingatkan saya.
saya seperti tidak bersyukur telah diberikan pilihan-pilihan saat ini.
saya terlalu berkutat dengan 'jalan' mana yang akan saya lewati,
instead of memikirkan apa tujuan saya.

disinilah saya merasa kesendirian menghambat saya,
saya berfikir,
akan jauh lebih mudah jika saja sekarang ini saya sudah punya teman untuk berbagi kehidupan.
yah, you know, sebagai perempuan.... hmm......
ini MEMANG tentang hidup saya,
tapi saya rasa akan lebih mudah jika menyatukan arsitektur yang saya rancang,
dengan arsitektur yang 'dia' rancangan seawal mungkin,
sehingga tidak banyak renovasi yang harus dilakukan kelak.

tapi justru ketakutan saya untuk hal yang satu ini jauh lebih besar dari semuanya.
saya bilang saya ingin bertemu dengan si 'dia', tapi, ada yang mendekat pun saya malah ketar ketir sendiri.
bukan trauma, bukan. walaupun rasanya (hasil obrolan dengan teman)
makin sekarang2 ini patah hati jauh lebih sakit daripada waktu dulu2.
ya sama saja sih mengenai pilihan juga, sekarang untuk menentukan pilihan jauh lebih bingung daripada dulu.
tapi saya lebih senang jika ini disebut lebih 'berhati-hati' daripada 'trauma'.
saya jauh sekali dari yang namanya yakin pada seseorang.
saya tidak mengerti bagaimana rasanya atau apa rasanya yakin pada seseorang,
apalagi sampai bisa memutuskan menikah..
saya salut sama orang2 yang sudah menikah.
mereka membuat saya merasa penasaran apa kira-kira rasanya merasa yakin bahwa
orang tersebut adalah orang yang tepat untuk mendampingi hidup selamanya.
saya ingin sekali suatu pagi saya tiba-tiba bangun dengan perasaan yakin pada seseorang.
tanpa alasan. hanya yakin saja.

kembali ke persimpangan di hadapan saya..
setelah perbincangan dengan teman saya itu..
saya akan mengukuhkan kembali tujuan saya..
soal jalannya, saya harap, jalan manapun yang saya tempuh,
insya Allah tetap membawa saya pada tujuan saya pada akhirnya.

LinkWithin

~ardian[di]ni~

Daisypath Anniversary tickers