mengapa harus kata jatuh yang berada di depan kata cinta?
apakah cinta memang selalu identik dengan musibah dan malapetaka?
mengapa harus kata mati yang berada di belakang kata cinta?
apakah cinta memang selalu menghadirkan segumpal lara dan setetes air mata?
dan akhirnya segalanya berakhir.
there's nothing more i can do.
jujur saya bilang,
saya tidak tahu apa yang saya rasakan.
tidak ada perasaan lega, karena tidak terjadi sesuai harapan saya.
tapi tidak juga ada perasaan sedih.
berikutnya saya menyesal, saya merasa bersalah.
berikutnya saya sakit hati, saya merasa--dibuang.
seorang teman bilang,
bahwa dari awal terjadinya kami hanya terdorong oleh keadaan.
lalu siapa yang salah kalau memang begitu? kalian.
menurut saya tidak.
memang apa salahnya dengan keadaan yang 'terdorong'?
yang terpenting adalah bagaimana kami berjalan.
'terdorong oleh keadaan' bisa jadi bagus ketika kami berjalan dengan baik
dan bisa jadi buruk ketika kami tidak berjalan dengan baik--seperti sekarang.
saya tidak mau menyalahkan siapapun atau keadaan apapun.
atas awal mula terjadinya kami, sampai berakhirnya.
saya percaya, everything happen for reasons.
apa, mau dibilang belum jodohnya?
menurut saya, jodoh itu bukan masalah SIAPA
tetapi BAGAIMANA berusaha menjalankan hubungan dengan baik.
bagaimana mempertahankannya.
ketika yang berusaha hanya satu pihak, maka tidak bisa, bukan jodoh.
Tuhan Maha Sayang.
di saat-saat terpuruk ini saya didekatkan dengan orang-orang yang sangat baik.
betapa besar bantuan mereka menopang saya agar mampu bertahan melewati saat-saat sulit ini.
kata-kata yang mendukung,
senyuman yang menghibur,
pengertian dan kasih sayang
mereka limpahkan dengan tulus.
mata saya terbuka
betapa selama ini saya telah terkungkung oleh tempurung yang saya ciptakan sendiri.
saya selama ini terlalu sibuk oleh urusan dia.
saya sekarang menjadi lebih tenang.
saya mengikhlaskan dan menerima dengan hati
bahwa ada kekuatan yang Maha
yang menentukan ujung semua jalan.
saya BANGKIT.
dan sekali lagi membangun mimpi.
No comments:
Post a Comment